Cie,
cie,cie…judulnya postingan ini bikin hati mak nyeees. Adeeem
banget. Padahal
kalau mau tahu awal ceritanya bisa klenger
bikin hati ini kebat-kebit. Alias stress mendadak tak berujung. Waduh, rasanya
mirip Gado-gado makanan favoritku
tiap hari. Hehehe.
Gambar: dipinjam disini |
Semoga
saja cerita ini bisa memberi inpirasi berguna kepada yang lain. Ada nilai positip
yang bisa diambil dari suatu kejadian yang sama sekali tidak terduga.
Memang
beberapa bulan ini, hati ini sudah mantap untuk menargetkan resolusi 2013
menjadi penulis yang produktif baik di media online maupun cetak. Meskipun pada
kenyataannya, berbanding terbalik. Lelet
super pelan bak siput ngesot. (Ngesot
dalam bahasa Indonesia seperti orang berjalan ngelendot di tanah, bertumpu pada lutut kaki). Semangat tetap harus
kuat menapaki jalan terjal nan berliku. Ada saja aral
melintangi jalan menuju arah kesuksesan. Pfffh, menghela nafas panjang terus J
Terlebih
lagi penghujung April banyak pelatihan nulis secara online baik yang free
ataupun berbayar, serta dateline dari berbagai lomba penulisan entah itu blog
ataupun yang diadakan forum jejaring social. Dirasakan sangat melelahkan tapi
juga bisa melegakan hati. Plong ! Karena ilmu-ilmu penulisan yang selama ini
awam terserap dengan baik.
Niat
mantap terkadang teruji juga dengan sikon yang kurang bersahabat. Lha, kok bisa ? Harus ada koneksi
internet yang bersahabat. Jawaban simple
ini terkadang sering bikin senewen. Tiba-tiba koneksi internet menjadi trobel
ketika diperlukan dalam keadaan penting. Emergency,
please. Keadaan yang biasanya kualami, saat ingin masuk kelas online dan
membuat postingan artikel, mendadak server
internet di rumah error. Hiiikss, seperti menangis ala Bombay. Terisak-isak dan
meratapi di sudut kamar. Waduh, payah ! Sudah terlanjur ikut training online
yang berbayar tapi tidak bisa mengakses kelasnya, jeritku meronta-ronta dalam
hati. Terus kudu protes sama siapa,nih. Kalau tidak curhat sama suami tercinta.
Dengan jurus memaksa dan rayuan manisku, mau tidak mau suami kudu empati
membantu. Yaaah, butuh ekstra kesabaran. Karena perbaikan yang ada tidak
secepat kilat membalikkan telapak tangan. Akhirnya tunggu waktu beberapa hari,
sembari memendam kejengahan. Alternatif lain, seperti cara konvensional. Ambil
secarik kertas. Coret moret dengan hati gambling, Wuiiih !
Huraaay,
akhirnya setelah mengalami penantian yang menguras kesabaran koneksi internet
sudah bisa kompromi lagi. Untung punya suami yang pengertian. Yes 100 % menjadi
Ayah Handal Keluarga J
Tenggelam
dalam rutinitas menulis. Tak urung membuat block
ide. Buntu. Satu-satunya jalan adalah refreshing : membaca buku. Tidak cukup
dengan satu atau dua buku atau majalah yang ada membuatku melirik yang lain.
Kebetulan ada teman dari forum yang mempromosikan majalah terbitan baru. Meski tidak setenar dengan majalah umumnya,
sudah cukup bagiku ingin mencoba menembus ke media tersebut.
Untungnya
temanku itu adalah agen, yang bisa langsung mengirim. Setelah ada kesepakatan,
akhirnya ia bersedia mengantarkan secara langsung hari itu juga ke rumah. Yang
menjadi soal adalah lokasi rumahku sebenarnya adalah di luar kota. Sedangkan ia
beroperasi untuk daerah lokal. Demi
menghemat biaya ongkir yang lumayan besar untuk ukuran kantong Ibu-ibu, aku
memutuskan agar majalah tersebut dititipkan di rumah orangtuaku yang sekota
dengan temanku. Meskipun lokasinya berseberangan jauh, temanku itu tinggal di
daerah Semarang Timur sedangkan rumah orangtuaku di Semarang Barat. Mungkin butuh waktu
kurang lebih 1 jam perjalanan mengingat kondisi jalanan Semarang yang kini
menyerupai Metropolitan yang berjejal macet.
Jarang
mengitari daerah Semarang Barat membuat temanku kebingungan. Berkali-kali dia
kirim teks menanyakan detail arah rumah. Nah, aku orang yang senang langsung
berinteraksi via calling phone.
Dengan semangatnya aku telepon. Sayang seribu sayang, sepertinya si teman
kurang berkenan. Apalagi beberapa saat ada teks tertera di layer Nokiaku.
“Engga usah nelpon2. Aku g suka d telpon.
Ga penting, tau !!!”
Waaaa,
aku melonjak kaget. Seperti disengat puluhan tawon. Kepala jadi berputar-putar,
keliyengan belum lagi sport jantung
berlari kencang. Ada apa ini.Kok Aneh? Seperti bukan my sister Rita ? Berbagai
pertanyaan bertubi-tubi menohok ke pikirannku.
Untung,
aku sigap. Dengan kesadaran penuh aku tahan emosi yang mau meledak. Sabaaar…tahan
emosi. Let’s positive thinking. Kataku menghibur hati, sambil mengatur
irama nafas agar mendapat suasana hati yang rileks.
Kemudian aku balas teks dengan singkat. “Maaf, kalau aku ada salah mohon
dimaafkan,”. Tidak ada balasan. Aku tambahkan lagi dengan tujuan tidak ada
kesalahpahaman. “Mbak, kok ada sms demikian dari mbak Rita,ya L “ langsung aku forwardkan sms yang kurang enak itu.
Dalam
hati aku terus berdoa, semoga saja itu bukan disengaja dari teman atau kerabat
keluarganya. Yang penting tidak merasa dendam saja,kok. Ini namanya harus
pinter berdamai dengan hati. Eiit, ternyata temanku merespon balik.
“Mbaaak…aku
gak sms begitu kok.Aneh,ya. Ini pake Hpnya adik.Aku gak tau ada settingan
seperti ini. Sekali lagi,maafkan ya!”
Yeee,
bener kan. Berarti temanku
tidak serius atau sengaja marah besar dong. Apalagi kalau sampe nyasar-nyasar
ke rumah. Hmm…jadi plooong lagi hatiku. Hawa panas yang menyeruak di jiwa telah
sirna. Ditambah penjelasan teman yang menerangkan kejadian sebelumnya waktu
kutelpon ia sedang bersms dengan bibinya, terus ada incoming voice, sms yang ada di-cancel
buat terima telpon. Eh, alhasil malah yang terkirim semacam sms tersebut.
So, para blogger tercinta, andai saja
mengalami kejadian tidak mengenakkan, please
jangan langsung main tuduh ya. Apalagi sampai delete phone number atau kick-out
perteman. Belum tentu kejadian yang muncul seperti itu adanya.
Pastikan ada sebab-akibatnya. Berdamai dalam hati bisa menjadi alternative mujarab
tentunya,benar demikian bukan ?
yup dan rada susah :)
BalasHapusaku pernah juga nulis kek gini hikz *puk2
Ohya mbak, berarti idem dunk pengalamannya.Hihihi :) thks atas supportnya **pengin di puk2 cuup trus**
BalasHapus