Bagi para ibu rumah tangga tidak asing lagi dengan perkakas rumah tangga
yang satu ini. Ya, peralatan makan yang terbuat dari melanin. Tampilannya yang
modis, elegan serta harga terjangkau tentu membuat siapa saja kepincut untuk
mengoleksi baik piring, mangkok, ataupun mug gelas.
Sayangnya, sebagian konsumen tidak menyadari bahwa dibalik keindahan
melamin yang menawan berpotensi menimbulkan efek yang merugikan kesehatan
manusia. Seperti hasil penelitian uji produk oleh Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI) dengan Universitas Indonesia, menemukan adanya zat formaldehid
tersembunyi di balik kemasan cantik melamin. Artinya kemasan melanin tidak
memenuhi syarat food grade. Dengan
kata lain kemasan yang mengandung zat berbahaya tersebut bisa larut tercampur
dalam makanan akibat proses pengolahan makanan. Semisal dipakai sebagai tempat
kuah panas.
Bahaya Melamin
Dari hasil riset terbaru menunjukkan bahwa tingkat melamin pada orang
setelah mengkonsumsi semangkuk mie terbuat dari melamin sebesar 8,35 mikrogram,
sedangkan yang memakai mangkuk mie keramik hanya sekitar 1,3 mikrogram saja. Ini menunjukkan betapa berbahayanya zat
yang terkandung dan terpapar dalam mangkuk mie dari melamin. Dikuatirkan
mengonsumsi baik makanan atau minuman panas dari tempat melamin bisa
menyebabkan peningkatan kadar melamin dalam urin. Dampak lainnya, akumulasi
formalin yang tinggi dalam tubuh manusia akan mendatangkan beragam keluhan
penyakit seperti : mual muntah, diare, alergi, mendaapt iritasi lambung dan
kulit. Parahnya lagi dapat menyebabkan penyakit kanker, karena formalin
bersifat karsinogenik.
Mewaspadai sejak dini
Kita bisa melakukan pengujian sendiri untuk mengetes apakah perkakas
makanan di rumah memenuhi food grade dengan cara sederhana seperti :
1. Dengan membakar ujung melamin dengan api selama 20 detik. Apabila tercium aroma gas formaldehid yang menyengat, berarti tidak memenuhi food grade.
2. Dengan merebus tempat melamin selama 30 menit hingga satu jam. Jika bentuk melamin berubah meliuk, menjadi rapuh dan meleleh, uap yang keluar membuat mata pedas,bahkan terasa mual dan batuk-batuk menandakan melanin tersebut tidak memenuhi standar food grade juga.
1. Dengan membakar ujung melamin dengan api selama 20 detik. Apabila tercium aroma gas formaldehid yang menyengat, berarti tidak memenuhi food grade.
2. Dengan merebus tempat melamin selama 30 menit hingga satu jam. Jika bentuk melamin berubah meliuk, menjadi rapuh dan meleleh, uap yang keluar membuat mata pedas,bahkan terasa mual dan batuk-batuk menandakan melanin tersebut tidak memenuhi standar food grade juga.
Sebagai negara yang maju dan berkembang seharusnya Indonesia juga bisa meniru kehebatan Jepang yang peduli sekali dengan kesehatan. Jepang sudah sejak lama menerapkan standar penggunaan plastik. Demi melindungi keselamatan dan kesehatan konsumen.
Kendati plastik bukanlah sesuatu yang berbahaya sekali tidak perlu
takut, yang penting kita bisa selektif dalam pemakaian. Hidup menjadi lebih aman dan sehat, bukankah
hal yang menyenangkan ?
Foto : Peralatan Melamin yang cantik |
aku biasanya pake mangkok gelas aja deh, biarpun resiko pecah kalo kepanasan... Hehe..
BalasHapussaya punya cangkir melamin...tapi kemaren jatuh, langsung pecah :(
BalasHapustinggal satu, coba dibakar dlu deh cek foodgrade apa nggak
:D
Terimakasih informasinya. Kadang memang perlu diingatkan kembali.
BalasHapusAku sudah mengurangi melamin. Lebih baik pake gelas kaca dan piring beling *anakku aku pakein tupperware, melamin boleh tapi tidak boleh dalam keadaan makanan panas.
BalasHapusAq pake melamin kalo mau foto makanan aja :D
BalasHapusAll : makasi ya sobat2 kerenku yang sudah mau berbagi info n masukan yang berarti di blogku ini. Maaf kalo telat balesin, karena ada error di server internetku :) sukses untuk semua ya ^_^.
BalasHapuswah harus hati-hati nich
BalasHapusTerima kasih tipsnya mbak
salam
trus apa yg aman untuk keluarga terutama si kecil yg suka banting2 tempat makan
BalasHapus