Credit : Google.com |
Beberapa minggu terakhir ini media heboh dengan informasi sepulangnya rombongan jemaah haji yang kemungkinan terjangkiti virus Ebola sehingga harus dikarantina di rumah sakit. Meskipun akhirnya hasil yang ditemukan negatif Ebola. Sampai begitu paniknya berita yang diusung sehingga menjadi pembicaraan hangat seantereo Indonesia. Mari menelusuri riwayat virus Ebola yang menjadi penyakit mematikan setelah urutan penyakit AIDS.
Tentang Virus Ebola
Pastinya semua orang yang mendengar virus Ebola akan bergidik ngeri membayangkan betapa ganasnya jika virus tersebut masuk ke dalam tubuh manusia. Apalagi mengingat sampai sekarang belum ditemukan sama sekali obat penangkal mujarabnya atas virus mematikan tersebut.
Bibit virus Ebola sendiri telah ditemukan sejak lama di Afrika tahun 1976. Virus Ebola (EBOV) diyakini berasal dari kawasan hutan tropis di Afrika Tengah termasuk salah satu jenis virus ganas dalam famili Filovirus. Penampakan virus Ebola di bawah mikroskop elektron tampak seperti benang panjang yang tipis.
Kedahsyatan virus Ebola menularkan penyakit hampir separuh korban nyawa dari keseluruhan populasi penduduk negara Sierra Leone, Guinea maupun Liberia yang berjumlah mencapai 1600 orang. (sumber : data penting dari WHO).
Menurut riset ilmiah yang dilakukan, diduga virus Ebola berinduk pada satwa seperti kelelawar.Asumsi ini berdasarkan kelelawar kebanyakkan berada di daerah Afrika sementara itu penduduknya gemar mengkonsumsi daging satwa kelelawar. Sehingga pola penyebaran virus Ebola lantaran manusia bersentuhan maupun terpapar air liur satwa ini.
Bibit virus Ebola sendiri telah ditemukan sejak lama di Afrika tahun 1976. Virus Ebola (EBOV) diyakini berasal dari kawasan hutan tropis di Afrika Tengah termasuk salah satu jenis virus ganas dalam famili Filovirus. Penampakan virus Ebola di bawah mikroskop elektron tampak seperti benang panjang yang tipis.
Kedahsyatan virus Ebola menularkan penyakit hampir separuh korban nyawa dari keseluruhan populasi penduduk negara Sierra Leone, Guinea maupun Liberia yang berjumlah mencapai 1600 orang. (sumber : data penting dari WHO).
Menurut riset ilmiah yang dilakukan, diduga virus Ebola berinduk pada satwa seperti kelelawar.Asumsi ini berdasarkan kelelawar kebanyakkan berada di daerah Afrika sementara itu penduduknya gemar mengkonsumsi daging satwa kelelawar. Sehingga pola penyebaran virus Ebola lantaran manusia bersentuhan maupun terpapar air liur satwa ini.
Tanda-Tanda Virus Ebola
Virus Ebola dapat menimbulkan pendarahan dalam maupun luar sekaligus mampu merusak sistem kekebalan tubuh beserta organ-organ penting di dalamnya. Akibat kerusakan dalam menjadikan darah susah membeku maka terjadilah pendarahan terus sehingga korban bisa meninggal dunia.
Perlu diketahui ada beberapa virus Ebola yang patut diwaspadai menular ke manusia seperti virus Ebola Zaire, Sudah, dan Ivory Coast. Serta virus Ebola Reston yang menyerang ke satwa primate. Tanda-tanda penularan virus Ebola tergolong cepat yakni dengan :
• Mengkonsumsi makanan yang sudah terpapar oleh penderita
• Adanya kontak langsung dengan oang yang sakit baik melalui darah, air liur, keringat ataupun cairan tubuh lainnya.
Banyak fakta yang ironis namun virus Ebola ini belum bisa dipastikan bisa menular langsung melalui udara seperti halnya influenza.
• Mengkonsumsi makanan yang sudah terpapar oleh penderita
• Adanya kontak langsung dengan oang yang sakit baik melalui darah, air liur, keringat ataupun cairan tubuh lainnya.
Banyak fakta yang ironis namun virus Ebola ini belum bisa dipastikan bisa menular langsung melalui udara seperti halnya influenza.
Gejala infeksi Ebola
Penderita yang terinfeksi Ebola biasanya menimpa keluarga atau orang terdekat, atau tenga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien. Mereka akan mengalami gejala seperti kepala pusing, terasa nyeri serta demam hingga pendarahan hebat selama kurun waktu satu minggu hingga 10 hari lebih. Kondisi menjadi parah jika penderita muntah darah berarti masuk fase kritis.
Benarkah resiko terkena Virus Ebola sangat ditakuti ? Tentu saja menjadi perhatian penting mengingat resiko berbahayanya menyangkut keselamatan hidup. Kerusakan yang disebabkan tertularnya virus Ebola secara tidak langsung menimbulkan bahaya kematian.
Oleh karena itu perlu jurus jitu menangkal virus Ebola yang mengerikan tersebut. Salah satu upayanya perbanyak konsumsi vitamin C dosis tinggi yang bisa memerangi masuknya virus penyakit ke dalam tubuh.
Terobosan dalam dunia kesehatan telah dilakukan Stanford Medical Center dengan memberikan terapi berupa infus vitamin C dalam dosis tinggi. Tidak perlu kuatir akan alami efek sampingan mengingat vitamin C bisa jadi antioksidan alami yang bisa meningkatkan kekuatan imunitas tubuh. Apalagi untuk mengatasi serangan virus Ebola yang masih jadi momok penyakit sedunia.
Benarkah resiko terkena Virus Ebola sangat ditakuti ? Tentu saja menjadi perhatian penting mengingat resiko berbahayanya menyangkut keselamatan hidup. Kerusakan yang disebabkan tertularnya virus Ebola secara tidak langsung menimbulkan bahaya kematian.
Oleh karena itu perlu jurus jitu menangkal virus Ebola yang mengerikan tersebut. Salah satu upayanya perbanyak konsumsi vitamin C dosis tinggi yang bisa memerangi masuknya virus penyakit ke dalam tubuh.
Terobosan dalam dunia kesehatan telah dilakukan Stanford Medical Center dengan memberikan terapi berupa infus vitamin C dalam dosis tinggi. Tidak perlu kuatir akan alami efek sampingan mengingat vitamin C bisa jadi antioksidan alami yang bisa meningkatkan kekuatan imunitas tubuh. Apalagi untuk mengatasi serangan virus Ebola yang masih jadi momok penyakit sedunia.
aku juga barusan posting ttg virus ebola mbak
BalasHapusMakasi yaa mba..sdh berkunjung.keep happy blogging :)
Hapussaling mendoakan supaya negara kita bebas ebola mak.
BalasHapusNgeri banget siy
Terimakasih ya mbak sudi mampir..
HapusMakasi udah berkunjung ya mak :)
Hapus