Credit : Google |
Sering mendengarkan petuah demikian jika dapat pekerjaan mapan maupun rumah nyaman sama halnya seperti menemukan jodoh yang tepat. Get right soulmate.
Kalau saya secara pribadi percaya saja. Wong sedari dulu kalau ortu atau para sesepuh dalam keluarga juga sering wanti-wanti demikian.
Pokoknya semua sudah ada yang mengatur.Jadi gak perlu meratapi jika belum mendapatkan sesuai keinginan. Pantang mundur, terus berusaha gigih dan berdoa sepanjang waktu.
Yang terpenting, sebagai manusia, kita sebaiknya terus beriktiar sebaik mungkin. Benar begitu, bukan ???
Mengacu pada pengalaman saya nih yang jujur mulai dari nol. Termasuk dalam berusaha memenuhi pencapaian kebutuhan hidup yang penting seperti pangan, sandang serta papan. Nah urutan yang ketiga ini bisa dikatakan perlu perjuangan sampai berdarah-darah. [ maksutnya : memang harus ada upaya gigih-kerja keras yang tidak mengenal lelah] hehehe.
Saya dan suami sadar diri, berusaha memaklumi keterbatasan kemampuan dalam mencapai suatu tujuan. Pertama kali memang (terpaksa) ikut tinggal bersama dan menyesuaikan dalam lingkungan keluarga mertua hampir dua tahun lebih.
Meski mertua baiiik banget, tetap saja sebagai menantu harus tahu diri. Tidak pengin terlena santai dengan fasilitas serba ada. Masakh apa-apa selalu serba nebeng, oh tidaaaak !
Setelah itu saya rundingan dengan suami, memberanikan diri untuk berdikari. Walaupun kondisi serba susah dan memprihatinkan, toh harus punya nyali memutuskan hidup mandiri meski sebatas kontrak rumah biasa. Akkh tidak menjadi persoalan, yang penting lebih memiliki privasi bersama suami dan keluarga kecil saya ini sendiri. Pokoknya kalau suka dukanya ditanggung bersama-sama deh, jadi gak terasa bebannya segede apapun tetap enjoy saja.
Seiring waktu berjalan, saya dan suami juga sependapat jika uang untuk membayar biaya kontrakan sebenarnya bisa dialokasikan untuk membeli tempat tinggal sendiri. Asumsinya jika biaya kontrak memakan harga 5-10 juta per tahunnya berarti akan lebih mudah mencicil beli rumah sekitar 500 ribuan/bulan. Dan yang pasti uang yang dikeluarkan menghasilkan manfaat karena lambat laun kita bisa memiliki rumah sendiri secara HM. Betul 3x kan ??
Credit : Google |
Sejak itu kami berdua hunting info tentang jual beli rumah yang sesuai dengan budget yang dimiliki. Sambil terus mengumpulkan uang tabungan demi memperoleh rumah idaman yang sudah sejak lama diimpi-impikan.
Rumah minimalis yang pastinya memiliki ruangan dapur (ini sih area favorit saya untuk mengkreasikan berbagai koleksi resep), ruangan bersantai, garasi serta kamar tidur.
Dokpri : Kakak bersantai main sepeda di halaman rumah |
Banyak juga beberapa teman yang menanyakan nyali kami dalam memutuskan hengkang dari kontrakan dan berani memilih membeli hunian sendiri. Jujur sejujurnya kami tidak memiliki dana sampai puluhan juta banyaknya dalam sekejap. Semua urusan seperti dimudahkan oleh Tuhan.
Masih ingat, pertama kalinya kami memesan kapling rumah yang memenuhi keinginan kami berdua yang pengin lokasi strategis dan akses yang mudah dijangkau. Cukup hanya membayar uang panjar / tanda jadi sekitar 200 ribu saja. Tujuannya untuk memesan kapling terlebih dulu. Jika nantinya kami tidak sreg atau urung membeli kapling tersebut, secara tidak langsung uang tersebut dianggap musnah. Sebaliknya jika kami sudah bertekad bulat untuk selanjutnya memilih kapling tersebut sebagai hunian baru, maka disyaratkan membayar uang muka sekitar dua jutaan.
Selanjutnya kami menunggu proses pembangunan dari kapling biasa menjadi rumah yang berdiri tegak siap dihuni.
Barulah sampai tahap akad kredit sekaligus penyerahan kunci pertama itulah kami mulai resmi sebagai nasabah yang berkewajiban mencicil rumah kredit perbulannya, melalui bank swasta (Bank BTN) yang ditunjuk.
Benar-benar melegakan, deh. Perjuangan memiliki hunian pribadi yang nyaman dan tepat bagi keluarga kecil bahagia.
Mungkin ini sedikit tip simpel buat para sahabat yang sedang planning berburu info properti perumahan. Diantaranya meliputi :
- Sebaiknya cari info properti terpercaya dari para sahabat maupun kerabat dekat yang sudah terlebih dulu memiliki pengalaman dalam memilih properti kenamaan.
- Sesuaikan anggaran atau budget yang dimiliki sehingga nantinya jika memutuskan membeli rumah (baik cash/kredit) tidak mengalami kendala, karena tidak melampaui dari kemampuan membayar para nasabahnya.
- pertimbangkan masak-masak tipe rumah yang bisa mengakomodir kebutuhan rumah tangga. Semisal kalau saya keluarga kecil yang terdiri atas keluarga inti ayah, ibu dan dua anak tidak menjadi masalah jika memilih hunian tipe-36.
Akhirnya keluarga saya bisa memberikan yang terbaik dalam memilih hunian pribadi yang cukup nyaman, tepat dan lumayan terjangkau. Pokoknya rumah saya di wilayah Kudus ini begitu sejuk, lingkungan yang ramah menganut "Go Green" dan masih dalam kondisi alami. Menurut pendapat suami rumah ini seperti menemukan jodoh yang sehati.
Alhamdulillah, senang ya udah ketemu jodoh yang sehati. Semoga berkah ya Tanty
BalasHapusNyicil ayem tentrem mb klo dah ada rumah... Klo masih ngontrak, seringnya mlh kayak kucing yang baru lairan...pindah2, repot pindah sana pindah sini...
BalasHapusIndah ya mb dan lega juga setelah berdikari, kita seprinsip ni ☺😊
BalasHapusiya bener mak, menempati satu rumah idaman adalah jodoh2an
BalasHapusalhamdulillah dengan rumah minimalis tinggal di Bandung Coret
adalah sudah rencanaNya hihi..
maaak, maaf bukannya aku ga mau follbek tapi ga ada GFCnya gimana mau follbek?
BalasHapusaku add G+nya ajah ya sebagai gantinya hihihii maaf ya <3
The Journey
aku juga percaya, mbak, kalo ruah itu seperti jodoh. nanti uang oke, rumah oke, eh, misua atau anak ga oke. giliran manusianya oke, uangnya ga oke ha ha ha. Dan ya, bener, memang harus berani untuk memulai.
BalasHapusDulu aku sempat tinggal di rmh mertua hampir 2 thn.. Tak ingin terlena dgn fasilitas mertua aku dan suami hunting rumah BTN.. Sempat juga ngontrak 1 tahun hingga pny rmh yg kami tempati hingga skrg.. Sebuah rmh mungil namun kami merasa nyaman menempatinya.. Memang kudu jeli ya Mba nyari2 property perumahan yg bisa memuaskn selera konsumen..terutama harganya itu lho yg pas di kantong.
BalasHapusKereeennn mbak, smoga daku jg bs sgera ngikutin langkahmu yak..amin :)
BalasHapusIya betuul, rumah itu jodoh2an memang. Hihi.. Selamat yaaa, dpt rumah yg cocok
BalasHapusAlhamdulillah, akhirnya rumah idaman memenuhi inouabm ta, Memang gak ada yang seenak rumah sendiri. Home Sweet Home, gitu kalo kata anak bunda yang lelaki, alm. tentang rumah mungil kami di Pamulang.
BalasHapusMemang harus melalui perjuangan yang berat ya mbak..untuk mewujudkan impian memiliki rumah sendiri. Rela meski harus mengangsur selama 10 tahun..hi..hi...*loh kok jadi curhat :D
BalasHapusAlhamdulillah kalo emang sudah ada rumah kata orang jawa bilang wis cemekel tinggal pelan2 melengkapi atau kalau ada rezeki bisa bangun lagi. Doakan saya jg sebentar lg menempati rumah baru setelah dua tahun setengah jadi 'kontraktor'...
BalasHapusKlo aku kayaknya bakalan terus di rumah ibuku nih mba, mo mandiri ga tega malahan sama ibu yg sekarang sudah sendirian di rumah.
BalasHapusKalo diniatin selalu ada jalan ya, mba. Rumah biasanya memang jodoh2an. Ada yang nawarin harga murah ada yang mahal. lagi2 tergantung keberuntungan kita.
BalasHapusmemilih rumah harus penuh perhitungan dan pilihyang terbaik kaya jodoh ya
BalasHapusBetul sekali, memilih rumah seperti jodoh, gampang-gampang susah, harus penuh pertimbangan. Terima kasih infonya.
BalasHapusJika berminat melihat koleksi desain rumah, bisa mampir ke blog sy