Credit : from Tribun News |
Sekelumit perjalanan tak terlupakan ke Suramadu yang pernah dilakukan bersama keluarga kecil saya sangatlah membekas dan tidak pernah pudar dari ingatan. Meski sudah berlangsung sekitar dua tahun lamanya, tokh namanya memori apalagi yang berkaitan dengan destinasi wisata selalu menyeruak ke permukaan.
Bukan isapan jempol semata, apalagi jika kami serombongan sedang melintasi suatu jembatan yang lumayan panjang ( seringnya, sih di alur jalan Tol Bawen-Solo ) putri cantik saya, Cielo, seketika langsung memekik kenceng.
Kak. Mama. Papa ! lihaaaat, tuh ada jembatan Suramadu !
Suaranya kecil melengking panjang sambil telunjuknya tak capek-capeknya menuding jembatan panjang. Eeit, harap maklum ya. Mengingat si Cielo ini mash 4 tahun, wajar saja jika memorinya selalu mengaitkan jembatan yang ada, panjang dan menjulang tinggi seperti pengalaman travelingnya ke Surabaya ketika diajak berkeliling ke jembatan Suramadu.
Perjalanan ke Surabaya rencana awalnya untuk mengunjungi kerabat sepuh yang sedang sakit. Beliau adalah pakde yang memang paling dituakan diantara saudara lainnya. Kebetulan pula pakde masih menempati rumah dinas lingkungan Angkatan Laut, Surabaya. Lokasi rumah beliau ternyata lumayan dekat dengan destinasi Jembatan Suramadu.
Mengingat waktunya cuma singkat (sekitar 2 hari saja) di Surabaya, pilihan yang paling cocok yaitu melihat-lihat Jembatan Suramadu secara dekat. Ditambah pula ada rasa iba melihat wajah letih suami tercinta yang rela berkorban mengendarai sendirian dari Kudus ke Surabaya.
Pastilah kecapekan plus punggung pegal-pegal, apalagi waktu tempuh sekitar 8 jam lebih dilalui dengan kepadatan jalan yang tidak sedikit.
Untung saja, kami berangkat Sabtu malam hari. Meminimalisir jika mengalami kondisi macet di tengah perjalanan, anak-anak tidak merasa kegerahan karena panas. Hehehehe. Masih jelas di ingatan, betapa antrinya truk-truk besar bermuatan di perbatasan kota. Tak jarang bikin macetnya seperti mengular panjang. Cccck, saya cuman beristigfar dalam hati dan mengelus dada sabar. Amiin.
Tentang Jembatan Suramadu
Nah kembali ke destinasi Jembatan Suramadu sepertinya selalu mengulik rasa penasaran saya dan keluarga. Sambil membayangkan betapa fantatisnya tehnologi jembatan yang tergantung memanjang apalagi di atas lautan pulau Jawa. Buat saya, menjadi sesuatu pengalaman langka dan bersejarah untuk diketahui.
Wajar kan, saya sekeluarga penasaran banget untuk melihat jembatan Suramadu secara langsung. Selama ini tahunya hanya informasi penting jika Jembatan Suramadu ini menjadi landmark sekaligus icon kebanggaan masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Tercatat pula sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara (kurang lebih dengan panjang 5.438 meter).
Makanya, anak-anak antusias sekali ketika diajak melihat jembatan Suramadu yang terbentang panjang melewati Selat Madura serta menghubungkan pulau Jawa (Surabaya) dan pulau Madura (Bangkalan). Rasanya sudah gak sabar pengin melihat jembatan Suramadu yang terdiri atas tiga bagian penting yakni jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge) serta jembatan utama (main bridge).
Dokpri Omah Antik : Si cantik Cielo langsung minta pindah kursi depan demi melihat Jembatan Suramadu. |
Meski terpaksa menjepret keindahan jembatan Suramadu dari dalam mobil, tetap tidak menghilangkan rasa kekaguman atas kerja keras tangan dingin para ahli desain tehnik jembatan Suramadu, yang konon memang di datangkan bantuan dari negara Jepang.
Dokpri Omah Antik : View Jembatan Suramadu yang spektakuler |
Saat melintasi jembatan Suramadu terhitung masih pagi (sekitar jam 10 an). Jalan terasa lenggang dan tidak mendapati hembusan kencang angin. Konon, menurut cerita orang-orang, jika ada hembusan angin kencang tak pelak agak membuat jalan bergoyang atau seakan-akan merasa"oleng". Dan biasanya terjadi siang hari. *Issh agak serem hati kecil ini sambil membayangkan di atas jembatan yang padat merayap, tiba-tiba kendaraannya berasa bergoyang-goyang.
Syukurlah tidak terjadi sesuatu seperti yang dibayangkan. Perjalanan melintasi jembatan berjalan mulus hingga ujung jembatan. Malahan rombongan keluarga menyempatkan berhenti istirahat. Sembari melihat dan membeli pernak-pernik hasil kerajinan ala daerah Madura dan beberapa oleh-oleh khas. Setelah itu balik kembali melintasi jembatan Suramadu menuju Surabaya.
Sebelum melanjutkan perjalanan pulang, ada saudara yang menyarankan tips supaya di kunjungan berikutnya saya sekeluarga tidak mengalami kelelahan sekaligus bisa puas menghabiskan waktu liburan di Surabaya. Apalagi bisa untuk mengantisipasi alur pantura yang terkenal super padat merayap alias MACET.
Dari pengalaman beliau yang memang bekerja di perhotelan Surabaya, ada baiknya saya sekeluarga memilih agen traveling yang sudah berpengalaman. Seperti yang ada Online Travel Agent yang ternama Traveloka, diantaranya yang sering dipakai pecinta travelling.
Malahan di dalamnya terdapat fasilitas dan paket menguntungkan diantaranya akomodasi airline dan hotel yang terjamin harga serta kualitasnya. Belum lagi jika ada rangkaian promo serta diskonan event penting.
Malahan di dalamnya terdapat fasilitas dan paket menguntungkan diantaranya akomodasi airline dan hotel yang terjamin harga serta kualitasnya. Belum lagi jika ada rangkaian promo serta diskonan event penting.
Dipinjam : website traveloka |
Keep Happy Blogging
Perjalanan yang sangat menyenangkan sekali tuh mbak, saya belum pernah ke jembatan suramadu cuma bisa lihat dari Tv saja mbak .. hehehe
BalasHapusya ampun kapan aku bisa ke Suramadu ya mbak
BalasHapusbeberapa kali lewat suramadu. alhamdulillah dulu banget awal2 baru dibangun masih bisa turun ambil photo di sana. buru2 sih secara takut dimarahin pak polisi karena sebetulnya kan gak boleh yaa,
BalasHapusdasarn kami nakal waktu itu, pun banayk juga yg mobil yg berhenti dan berpoto
dulu baru2 awal dibangun, sy sempet photo di jembatan ini mba. turun dari mobil jeprat jepret curi2 kesempatan smbl jaga2 ada polisi patroli hahaha *nakal yaa
BalasHapussoalnya banyak juga yg markirin mobil dan poto2..
beberapa kali lewat sana lagi kok kyknya ga bisa lagi ya...lebih ketat sekarang keknya. drivernya ga ada yg mau stop
seumur-umur belum pernah ke Jembatan Suramadu, huhuhu, kuper banget ya... aku juga kagum soalnya, walau cuma diceritain suami :D
BalasHapusAku belum pernah ke Suramadu huhuhu
BalasHapus*pengeennn
Aku tuh udah berapa kali deh ke Surabaya, tapi belum berhasil sampe Suramu. Hiks
BalasHapusAku udah 2 kali ke sini dan memang seruuuu. Asyik beneer tuh jalan-jalannya
BalasHapusWah pengen sekali lewat jembatan suramadu, kapan ya saya dan keluarga bisa kesana, hehe. Meskipun ambil foto dari dalam mobil tetap aja indah dan megah ya, mbak Tanty.
BalasHapusAku belum pernah nih ke Suramadu...mau juga
BalasHapusbelum pernah ke suramadu hiks
BalasHapusAku pernah ke sini, kalau malam viewnya keceee bangeet. :)
BalasHapusPengen banget aku mbak pergi ke sana, belum pernah ke sana.
BalasHapusWaktu ke Surabaya, aku sempat mau ke Suramadu tapi gagal krn telat sampai di rumah kakak sepupu. Udah ditinggal, hiks
BalasHapusUh jadi pengin jalan ke suramadu bareng keluarga, taun kemarin bareng rombongan se RT
BalasHapusPingin ke Suramadu dan mencicipi bebek sinjai yang terkenal itu :)
BalasHapus