Dokpri : Si Putih korban dahan tak bertuan |
Hujan deras terus mengguyur sejak seharian. Tidak banyak aktifitas yang bisa dilakukan di luar selama cuaca kurang mendukung. Paling setelah antar-jemput sekolah, berbelanja seterusnya berdiam di rumah saja.
Anak-anak juga memaklumi mengingat ini memasuki musim penghujan di mana akan ada frekuensi hujan yang intensnya lebih tinggi dari biasanya.
Gak bosan-bosannya saya terus cerewet mengingatkan anak-anak bahayanya main ditengah hujan deras. Atau jika mereka bosan bermain dalam rumah serta memaksa pergi keluar. Duh, hari hujan begini mana malas bawaannya untuk pergi. Belum lagi hawa cuaca hujan yang membuat tubuh brrrr menggigil kedinginan. Kalau boleh memilih enakan meringkuk dalam selimut tebal di kasur atau menyesap hangatnya secangkir kopi panas. Heeem nikmatnya duniawi.
Namanya anak-anak, kadang mereka protes tidak mau tahu maksut baik orangtua. Nah ini yang kadang membuat kepala cenut-cenut memutar otak bagaimana menyampaikan jika sampai nekad hujan-hujanan ekstrim begini bisa saja terkena dampak berbahaya.
Seperti air yang meluap jadi banjir, bahayanya jika sampai anak bermain dekat sungai kemungkinan bisa jadi jatuh tenggelam bahkan hanyut terbawa derasnya arus air. atau bisa juga pohon tumbang karena lapuk dan sebagainya.
Ditengah kegalauan tak berujung (dasar emak baperan ) hahaha, saya membaca status seorang teman yang mendapat musibah ketika pulang menjemput sekolah anak-anaknya. Sebut saja, si Mom Diandra ini "Untung tidak dapat diraih malang tidak dapat ditolak " tiba-tiba kejatuhan dahan pohon yang tepat jatuh menusuk kaca depan mobilnya.
Bisa dibayangkan bagaimana paniknya dirinya,kan ? Membawa 4 orang anak yang kecil-kecil seorang diri menembus jalanan di tengah hujan lebat. Posisinya dia mengendarai sendirian tanpa suami yang tengah keluar kota.
Terus terang nih, saya yang tidak mengalaminya secara langsung turut bergidik membayangkan kejadian tersebut. Yang untungnya syukur alhamdullilah tidak membuat para penumpang yakni anak-anak tercinta serta pengendaranya terluka. Semua selamat sampai di rumah.
Tak pelak membuat banyak teman langsung menghubungi dan mendatangi rumah Mom Diandra. Sekedar memastikan sejauh mana kondisi keluarganya termasuk anak-anaknya.
Intinya dari cerita yang langsung diucapkan si Mom Diandra ini tak putus-putusnya mengucap syukur terima kasih pada Allah SWT yang telah melindungi semua keluarganya. Hingga ia tidak mempersoalkan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengganti kerugian yang dialami. Saya salut sekaligus diacungi dua jempol deh untuk mommy Diandra. Meski dia masih menyisakan sedikit shock akan musibah tersebut, ia masih mau repot langsung mengganti kaca mobil yang rusak.
"Langsung tak bawa ke tempat service langganan keluarga nih Mom...biar lekas ditangani dan mobil siap dipakai antar jemput sekolah lagi," katanya enteng .
Sedikit terhenyak mendengar runut cerita Mom Diandra yang terlihat tabah menghadapi semua kejadian.
"Ditotal semuanya sampai berapa yaah Mom?" kembali saya bertanya penasaran.
"Biayanya kurang lebih dua jutaan sih karena tanpa adanya asuransi mobil, Mom, "jelasnya lagi.
Saya manggut-manggut jadinya sambil membayangkan uang segitu bisa untuk belanja bahan pokok satu bulan. *Nih, asumsi saya secara pribadi lho. Malah efeknya jadi sadar betapa penting tentunya suatu proteksi atau perlindungan aset terhadap kendaraan pribadi. Ternyata memang lebih dibutuhkan. Benar demikian, bukan teman ???
Keep Happy Blogging
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)