Beneran, gak pernah terbayang jika di awal tahun 2020 hingga menuju bulan jelang Ramadan banyak sekali ujian hidup datang silih berganti. Terlebih dengan adanya pandemi virus Corona yang belum kunjung hilang . Bahkan begitu besar imbas Covid19 terhadap kehidupan sehari-hari yang pasti dirasakan hampir semua orang.
Saya juga terpukul syok berat beberapa pekerjaan proyek suami terbengkalai. Mau tidak mau tutup sementara waktu hingga Covid19 berlalu. Tapi entah sampai kapan, belum ada titik kepastian
Menunggu dan masih terus menunggu menjadi seperti menggantang asap. JENGKEL serba emosi bisa jadi lantaran bertumpuk beban pikiran. Dari awal instruksi untuk Social Distancing sampai #DiRumahAja seperti menjadi persoalan baru.
RESIKO JOBLESS
Keadaan yang memburuk terimbas Covid19 pertama kali yang terkena adalah banyak orang kehilangan pekerjaan. JOBLESS atau pengangguran tiba-tiba karena banyak perusahaan yang terpaksa tutup karena aturan pemerintah untuk melakukan pembatasan usaha baik konveksi, kosmetika, fashion bahkan Super Mall juga melakukan hal sama. Efeknya industri tidak bisa aktif produksi sehingga merumahkan para karyawannya. ( berita ramai di TV para karyawan PT Ramayana mall banyak di PHK )
Iya sih, anjuran tetap di rumah saja kesannya santai-santai aja. Tanpa disadari tidak ada pemasukan berarti. Namun persoalannya kebutuhan sehari-hari terus berjalan bahkan cenderung meningkat. Gimana bisa masak bergizi, punya stok sembako cukul belum kebutuhan rumah seharinya selain daftar menu belanja.
Iya sih, anjuran tetap di rumah saja kesannya santai-santai aja. Tanpa disadari tidak ada pemasukan berarti. Namun persoalannya kebutuhan sehari-hari terus berjalan bahkan cenderung meningkat. Gimana bisa masak bergizi, punya stok sembako cukul belum kebutuhan rumah seharinya selain daftar menu belanja.
BEBAN STRESS BERTUMPUK
Yap gimana gak PIKIRAN stress sobs. Ada saja kebutuhan tiap harinya yang rutin dipasok. Habis plong BERAS tersedia, eh gantian bumbu rempah masak yang ludes. Setelah dilengkapi ganti minyak goreng atau gula yang menjerit habis.
Kalau semuanya udah DONE teratasi wadalah bunyi ToKen Listrik terdengar menyayat hati, kalo gak mau semalam tidur dalam gelap gulita sambil diserang gigitan nyamuk.DERITA LOE banget sih !
TABUNGAN MENIPIS
Gula pasir jika dipakai terus tiap harinya akan lekas tandas habis, bukan? Sama halnya nih dengan kondisi kita diwajibkan untuk terus berdiam #diRumahAja tanpa produktif sama saja NIHIL
Nekad untuk terus mengais rejeki semisal keluar rumah sekedar kulakan belanja, bisa saja kemungkinan tertular virus mudah apalagi di lokasi yang terkena ZONA MERAH.
Kapan hari pernah viral kan di Sosmed. Seorang ibu muda yang hamil 6 bulan positif sakit Cotona, sengaja menayangkan LIVE SHOWnya via FB karena protes dengan fasilitas pelayanan RSD yang buruk. Masak ngemis-ngemis minta air minum selama 2 jam baru datang. Kasihan memang mahmud yang cantik ini , riwayatnya selang sebulan pernah bepergian ke Jakarta-Medan untuk kulakan baju2 gamis. Sayangnya , akhirnya ibu muda ini akhirnya meninggal. KASIHAN betul kan !
BATALNYA SILAHTURAHMI
NYESEK rasanya jika membayangkan Ramadan tahun ini jauh dari suasana sebelumnya. Tidak ada namanya mudik maupun silahturahmi antar keluarga. Bisa- bisa malah terkena sanksi isolasi khusus. Hadeh sedih rasanya
Mungkin itulah sekelumit rasa kegalauan yang mewakili keseharian saya di tengah Pandemik Covid19. Pokoknya tetap percaya ada harapan baru, tanpa putus-putusnya berdoa agar semua badai virus ini segera tumpas.
Keep Happy Blogging
TABUNGAN MENIPIS
Gula pasir jika dipakai terus tiap harinya akan lekas tandas habis, bukan? Sama halnya nih dengan kondisi kita diwajibkan untuk terus berdiam #diRumahAja tanpa produktif sama saja NIHIL
Nekad untuk terus mengais rejeki semisal keluar rumah sekedar kulakan belanja, bisa saja kemungkinan tertular virus mudah apalagi di lokasi yang terkena ZONA MERAH.
Kapan hari pernah viral kan di Sosmed. Seorang ibu muda yang hamil 6 bulan positif sakit Cotona, sengaja menayangkan LIVE SHOWnya via FB karena protes dengan fasilitas pelayanan RSD yang buruk. Masak ngemis-ngemis minta air minum selama 2 jam baru datang. Kasihan memang mahmud yang cantik ini , riwayatnya selang sebulan pernah bepergian ke Jakarta-Medan untuk kulakan baju2 gamis. Sayangnya , akhirnya ibu muda ini akhirnya meninggal. KASIHAN betul kan !
BATALNYA SILAHTURAHMI
NYESEK rasanya jika membayangkan Ramadan tahun ini jauh dari suasana sebelumnya. Tidak ada namanya mudik maupun silahturahmi antar keluarga. Bisa- bisa malah terkena sanksi isolasi khusus. Hadeh sedih rasanya
Mungkin itulah sekelumit rasa kegalauan yang mewakili keseharian saya di tengah Pandemik Covid19. Pokoknya tetap percaya ada harapan baru, tanpa putus-putusnya berdoa agar semua badai virus ini segera tumpas.
Keep Happy Blogging
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)