Sengaja nih saya pilih judul berdamai dengan hati menyembuhkan luka lara tulus memaafkan untuk postingan hari ini yang berkaitan dengan euforia masyarakat menyambut datangnya Idul Fitri.
Saya tergelitik menuliskan ini sejak lama bahkan sebelum puasa sampai sepuluh hari terakhir puasa masih menemukan kejadian-kejadian sepele namun tidak bisa dikatakan sebagai suri tauladan dalam kehidupan.
Sebenarnya sekecil apapun masalah yang muncul jangan sampai menjadi ketidakharmonisan dalam interaksi sosial. Tetapi semuanya kembali kepada personal masing-masing, kan.
Akibat nila setitik susu sebelanga jadi rusak. Lantaran ada sedikit keretakan runyam sudah persahabatan. Hal itu pernah terjadi dan pasti juga dirasakan orang lain. Saya pun demikian, gegara salah paham jadi masalah baru yang ujung-ujungnya disharmoni.
Curhatan yang salah tempat terkadang juga menimbulkan banyak prasangka macam-macam. Jadi seyogyanya jika kita sampai mempunyai suatu ganjalan hati (uneg-uneg) sebaiknya jangan asal pasang di Medsos ya. Sobat.
Status yang gak jelas tentunya menimbulkan prasangka macam-macam dan tahu sendiri kan, jatuhnya bisa fitnah.
Pada dasarnya orang akan senang mengerti suatu permasalahan tetapi tidak turut menyelesaikan. Malah sebagian bisa saja cuek, it's your own business. EGP, deh. Emang gua pikirin!
Makanya jangan sesekali membagikan uneg-uneg apapun itu permasalahan yang tengah dihadapi ke siapapun , kecuali Allah pemilik dunia seisinya. Karena faktanya 20% dari mereka tidak peduli masalah tersebut, sisanya yang 80% seperti bertepuk tangan mendengar problem.yang menimpa. Itulah , manusia di bumi!
So, solusi terbaiknya gimana, nih? Saya pernah menerapkan yang simpel saja proses berdamai dengan diri sendiri terutama hati memang butuh tekad dan perjuangan.
Healing Myself
Percaya akan Allah yang senantiasa ada dan membantu umatNya. Jadi setiap bangun tidur beranjak dari pembaringan sugestikan kata-kata yang positif, indah bermakna menyongsong hari penuh semangat. Sehingga testimulasi otak ini dengan aura positif.
Forgiveness with Respect
Inisiatif diri dengan membuka maaf pintu hati. Memang berat, pastinya..Mulut terasa terkunci gembok berat, dinding hati menebal sekeras baja. Ingat mengalah minta maaf bukan untuk menjadi kalah-kalahan. Mencoba berbesar hati untuk memaafkan.
Namun sekali lagi jika ingat ada dalil QS Allah hati langsung menciut sadar diri pada azab Allah ketimbang memikirkan hal-hal duniawi.
Sekali lagi berdamai dengan hati menyembuhkan luka lara tulus memang benar apa adanya. Mencoba selagi masih ada kesempatan baik dan ada waktu memperbaiki...
Keep Happy Blogging
Saya tergelitik menuliskan ini sejak lama bahkan sebelum puasa sampai sepuluh hari terakhir puasa masih menemukan kejadian-kejadian sepele namun tidak bisa dikatakan sebagai suri tauladan dalam kehidupan.
Sebenarnya sekecil apapun masalah yang muncul jangan sampai menjadi ketidakharmonisan dalam interaksi sosial. Tetapi semuanya kembali kepada personal masing-masing, kan.
Akibat nila setitik susu sebelanga jadi rusak. Lantaran ada sedikit keretakan runyam sudah persahabatan. Hal itu pernah terjadi dan pasti juga dirasakan orang lain. Saya pun demikian, gegara salah paham jadi masalah baru yang ujung-ujungnya disharmoni.
Curhatan yang salah tempat terkadang juga menimbulkan banyak prasangka macam-macam. Jadi seyogyanya jika kita sampai mempunyai suatu ganjalan hati (uneg-uneg) sebaiknya jangan asal pasang di Medsos ya. Sobat.
Status di Medsos yang mengundang tanya Dokpri : omahantik.com |
Status yang gak jelas tentunya menimbulkan prasangka macam-macam dan tahu sendiri kan, jatuhnya bisa fitnah.
Pada dasarnya orang akan senang mengerti suatu permasalahan tetapi tidak turut menyelesaikan. Malah sebagian bisa saja cuek, it's your own business. EGP, deh. Emang gua pikirin!
Makanya jangan sesekali membagikan uneg-uneg apapun itu permasalahan yang tengah dihadapi ke siapapun , kecuali Allah pemilik dunia seisinya. Karena faktanya 20% dari mereka tidak peduli masalah tersebut, sisanya yang 80% seperti bertepuk tangan mendengar problem.yang menimpa. Itulah , manusia di bumi!
So, solusi terbaiknya gimana, nih? Saya pernah menerapkan yang simpel saja proses berdamai dengan diri sendiri terutama hati memang butuh tekad dan perjuangan.
Healing Myself
Percaya akan Allah yang senantiasa ada dan membantu umatNya. Jadi setiap bangun tidur beranjak dari pembaringan sugestikan kata-kata yang positif, indah bermakna menyongsong hari penuh semangat. Sehingga testimulasi otak ini dengan aura positif.
Forgiveness with Respect
Inisiatif diri dengan membuka maaf pintu hati. Memang berat, pastinya..Mulut terasa terkunci gembok berat, dinding hati menebal sekeras baja. Ingat mengalah minta maaf bukan untuk menjadi kalah-kalahan. Mencoba berbesar hati untuk memaafkan.
Namun sekali lagi jika ingat ada dalil QS Allah hati langsung menciut sadar diri pada azab Allah ketimbang memikirkan hal-hal duniawi.
Credit : Islam Update |
Sekali lagi berdamai dengan hati menyembuhkan luka lara tulus memang benar apa adanya. Mencoba selagi masih ada kesempatan baik dan ada waktu memperbaiki...
Keep Happy Blogging
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)