Sebaiknya mulai sekarang jangan anggap enteng nyeri perut pada anak. Mengingat efek yang ditimbulkan jadi lebih parah. Terlebih melihat fisik anak yang tampak sehat dan aktif beraktivitas seperti biasanya. Tidak terlintas dalam benak jika itu awal permulaan sakitnya terus menjalar parah.
Saya katakan demikian karena saya juga pernah mengabaikan keluhan Sinok yang terkadang saya anggap sebagai suatu alasan. Sekali dua kali mungkin saya masih anggap biasa saja. Namun, hari berikutnya setelah sinok mengeluhkan rasa tidak nyaman di sekitar perutnya malah bikin perasaan galau tidak menentu.
Aduuh Ma... Kayak ditusuk-tusuk nyeri di sini ! Keluhnya terus sambil memegangi perutnya.
Deg ! Hati saya tercekat kaget. Kian larut malam keluhan sakitnya tidak kunjung reda. Padahal berbagai cara sudah diupayakan sebagai pertolongan pertama. Sudah gugling internet, tanya kerabat dekat atau pun teman yang mengalami kejadian serupa.
Ada yang menyarankan untuk memberikan ramuan herbal, minum madu, bahkan obat cair sakit perut anak. Namun tak ada satu pun yang manjur menghilangkan sakit nyeri. Sempat terbersit apakah sinok alami PMS alias pre menstruation syndrom yang akibatkan ketidaknyamanan organ perut. Akh, saya hanya bisa menduga-duga saja tanpa pasti.
Sedihnya lagi sakit bertambah parah jatuhnya waktu hari Minggu, di mana dokter keluarga langganan saya tutup. Terpaksa dengan menahan sakit nyeri yang kambuhan alias hilang timbul. Belum lagi sinok yang tidak berselera makan. Niat hati ingin makan sesuatu yang biasanya disenangi. Boro-boro tandas, makan 1-2 suap makan sudah menolak keras. Alasannya perutnya terasa kenyang dan begah.
Jadi selama 3 hari ini kebanyakan aktivitas sinok berbaring di tempat tidur. Untuk sekedar duduk atau jalan beberapa saat serasa tidak bertenaga. Mengeluh kepala yang terasa pening disertai nyeri di daerah perut.
Senin paginya, saya ajak Sinok ke Puskemas terdekat agar rasa sakit yang dirasakan bisa sembuh. Antri pagi sampai mendapatkan obat seperti pelindung lambung, Paracetamol untuk rasa pusing dan tubuh Sinok yang sempat panas dilengkapi dengan vitamin.
Biasanya nih setelah diperiksakan di Puskemas, jika Sinok sakit, beberapa waktu setelah konsumsi obat lumayan mendingan. Tapi kalo ini beda sampai sore hari Sinok tetap merasakan nyeri yang sama. Tidak ada perbedaannya sama sebelum berobat.
Langsung sore itu juga saya ajak periksa ke dokter keluarga rujukan. Dari hasil pemeriksaan kedua ini yang lebih detil diketahui nyeri sakit yang dialami Sinok karena gejala asam lambung yang naik. Mungkin orang awam seperti saya menyebutnya dengan istilah sakit maag.
Padahal tidak ada riwayatnya sakit maag melainkan tipes. Seingat saya Sinok memang sering alami sakit tipes kambuhan jika terlalu capek.
Sekelumit tentang Sakit Asam Lambung
Menurut Bu dokter yang memeriksa, anak kecil bisa juga alami radang lambung selain orang dewasa. Tergantung kondisi infeksi parah tidaknya. Apalagi jika terjadi perlukaan pada lambung yang kronis perlu rujukan ke rumah sakit.
Adapun gejala radang lambung yang biasanya dijumpai seperti alami nyeri pada ulu hati. Sehingga penderita merasakan mual, pengin muntah, perut kembung, begah ataupun anak merasa cepat kenyang.
Wah jadi ingat keluhan yang sama dialami Sinok. Termasuk gejala awalnya tadi baru makan satu dua sendok sudah menolak dengan alasan perut kenyang. Selain itu mengeluhkan rasa nyeri sekali pada perutnya.
Untunglah Bu dokter Ketty ini sangat berpengalaman. Beliau langsung dengan mudah mengenali gejala sakit radang lambung tanpa harus melakukan pemeriksaan tambahan. Untuk obat yang diberikan cukup diberikan juga obat antibiotik untuk menyembuhkan rasa nyeri yang tak berkesudahan.
Dan ada pesan penting yang disampaikan juga agar menjaga pola makan yang baik dan sehat. Seperti tidak mengonsumsi makanan yang pedas, bersaus juga gorengan. Karena pemicu radang lambung Sinok diantaranya suka jajanan super pedas.
Makanya mulai sekarang ya sobat Omtiks jangan anggap enteng nyeri perut pada anak. Jika anak sudah mulai mengeluhkan hal yang tidak nyaman atau sakit, langsung perhatikan jika dirasa perlu ajak berobat tidak perlu menunggu terlalu lama. Mau mengalami hal yang sama paniknya dengan pengalaman saya di atas tadi ? Jika ada yang memiliki pengalaman lainnya silakan sharing di kolom komentar di bawah.
Keep Happy Blogging
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan berkomentar, insyaalah saya akan berkunjung balik. Sukses selalu :)